***
Randy (22th) : Setia itu bertahan pada satu pasangan artinya dg semua kekurangan atau kelebihannya, dya tetep bertahan dg pasangannya. setia pada pasangan juga dapat tetap bertahan dengan keadaan pasangan disaat peluang selingkuh itu ada. setia saat sebelum menikah itu susah dibuktikan, karena pembuktian kesetiaan itu akan terlihat setelah akad sakral. karena dalam masa pencarian (pacaran) seringkali ada seseorang yang lebih baik dan membuat untuk berpindah hati.
Mas Yoggi (24th) : Setia itu selalu bersyukur. karena dengan bersyukur kita tidak berpaling ke lain hati. kalo untuk selingkuh itu dari awal dia gak bisa bersyukur. dia gak niat dengan 1 Titik. dia masih mau nyari-nyari lagi.
Arinta (22th) : Setia itu tidak tergoda untuk mencari lebih baik. karena Tuhan sudah memberikan dia, berarti harus dijaga baik-baik. menurut IR Binsar Situngkir ditolak itu sakit, makanya kalau diterima jangan disakitin. setia itu bukan memberikan semua, tapi membuat hidup masing-masing jadi lebih baik. setia tidak menyiksa, tapi menghargai.
Mas Dio (32th) : Setia itu tanggung jawab. komitmen. setia pada pasangan dan semua hal muaranya pada tanggung jawab. pernikahan bukan sekedar pengen-pengen atau coba-coba. ada hak dan kewajiban setiap orang. dan tanggung jawab terbesar di Tuhan kita. bukan pada pasanganmu. manusia itu berubah tiap detiknya, maka dari itu jangan terlalu berlebihan dan jangan terheran-heran. komitmen awal itu ya komitmen ke Tuhan, Gusti Allah, itulah kenapa nikah itu dianggap separo agama. kalau komitmen awalnya hanya ke pasanganmu, nanti kalau ada apa-apa, sakit hatinya rasanya gak karu-karuan.
Fajar (24th) : Setia itu ya apapun yang terjadi ma pasangan kita, baik atau buruknya kita terima apa adanya. meskipun harus menyakiti kita. dan kesabaran itu kuncinya apapun yang terjadi.
Mas Fatah (28th) : Setia itu, Komitmen terhadap tujuan awal dalam sebuah hubungan. perwujudan komitmen salah satunya menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa merusak komitmen. setiap orang punya cara masing-masing. Intinya, Jika sudah punya pasangan harus tanggung jawab.
Milly (22th) : By my side for a long time without glance others.
Bang Rumadi (26th) : Setia itu menjaga hati, sikap dan tingkah laku kita untuk tidak menyakiti perasaan yang kita cintai
***
Lagi-lagi berbicara tentang rasa. kali ini tentang rasa yang cukup sakti bagi beberapa orang. Setia. setiap orang mempunyai definisi tersendiri tentang rasa yang satu ini. namun, jika diperhatikan dari sedikit pendapat di atas, definisi setia bagi setiap orang dipengaruhi oleh Usia dan kematangan pemikiran. lihat saja responden dengan rentang umur yang relatif sama memiliki jawaban yang hampir serupa. ah, tapi sudahlah, ini tidak akan membahas hasil penelitian ilmiah. penelitian yang hanya memiliki sample yang tidak signifikan, Bukan Skripsi, Tesis dan yang jelas ini bukan untuk menciptakan teori baru soal rasa yang cukup sakti ini. YA, karena tempat ini hanyalah tempat selintasan pendapat yang dihasilkan neuron-neuron otak terhadap rangsangan yang didapatkan dari berbagai kejadian. agar memberikan pemahaman dan penerimaan yang tepat bagi penulis sendiri. hehehehehehe, Syukur-syukur bisa bermanfaat untuk yang membacanya, itu juga kalau ada. karena sebenarnya tempat ini cukup tersembunyi.
berbicara setia, membuatku berpikir untuk mendefinisikannya. untuk itulah, akhirnya aku mulai bertanya terhadap orang-orang yang bisa kujangkau. bagaimanapun, menulis ini bukan tanpa alasan. bahkan ada alasan kuat kenapa ini semua tertulis (ngomong opo toh yo iki).
aku sempat terheran-heran dengan salah satu sahabatku. antara terheran-heran, kagum, gak habis pikir, dan sebenernya banyak kecewanya. singkat cerita, sahabatku ini masih sangat setia dengan pacarnya meskipun telah disakiti sedemikian rupa. aku sangat kagum dengan kesabaran dan kegigihannya mempertahankan hubungannya dengan melihat kondisi dia yang begitu tersakiti. percayalah, aku juga pernah merasakannya. sakit. satu kata yang dapat menggambarkan. tidak ada kata-kata lain, atau bahkan kata yang dilebih-lebihkan. cukup, satu kata. Sakit. namun aku juga sempat kecewa terhadap sahabatku itu. setelah diperlakukan seperti itu, selalu diteror dengan adanya orang ketiga, masihkah tidak bisa membuka hati dan pikiran ?. apa yang membuatmu harus bertahan dengan keadaanmu itu ? bukankah kamu masih memiliki banyak alasan untuk meninggalkannya ?, setidak-tidaknya untuk membuat dia tersadar bahwa kamu itu berharga. Sahabatku, kamu memang memiliki kesabaran dan kesetiannya yang sangat besar. usahamu untuk terus memperjuangkan orang yang telah kamu anggap separuh jiwamu pun tidak bisa dianggap remeh. sekali lagi, aku salut atas itu.
namun, perlukah kita tengok kembali, apa sebenarnya makna setia itu ? ada banyak definisi memang, dan tentunya berbeda-beda bagi setiap orang. namun, bukankah apapun definisi itu harusnya bermuara pada hal yang positif ? dimana keadaan saling menghargai satu sama lain, menerima apa adanya akan pasangan, sebagai bentuk tanggung jawab, komitmen dan penjagaan diri tentunya. terlalu naif ? mungkin iya. dalam sebuah hubungan yang dewasa bentuk setia itu tentunya tidak bisa disamakan dengan pacarannya ABG yang masih SMA. tapi lebih dari itu semua. Setia merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban atas komitmen yang telah kita buad di awal dengan pasangan kita. apalagi kalo hubungan itu sebuah pernikahan. Setia itu janji. Janji yang tidak hanya melibatkan antara 2 anak manusia namun juga janji terhadap Tuhan kita. janji yang harus dipertanggungjawabkan pada akhirnya. apakah akan membawa kebaikan-kebaikan untuk orang-orang yang terlibat atau malah sebaliknya.
Poligami ??? entahlah, aku tidak memikirkannya. aku tidak menolak poligami, karna jelas itu diperbolehkan dalam kitab suci, SILAHKAN berpoligami daripada selingkuh NAMUN aku tidak mau dipoligami, heheheheh (^^v)
Jika setia itu merupakan sebuah bentuk tanggung jawab, bukankah sederhananya, selingkuh itu berarti tidak bertanggung jawab ? hey, hey, macam mana kita mau hidup dengan lelaki yang tidak bertanggung jawab. lantas jika dalam "tahap pengenalan" (baca pacaran) salah satu sudah lantas selingkuh dan membawa luka dalam bagi pihak lain, masihkan pantas untuk dipertahankan ? apalagi kejadian itu berulang ? bukankah jika kita memaafkan pasangan yang telah melalukan pengkhianatan dan bersedia menerimanya kembali, harus juga disertai dengan kesiapan untuk terluka lagi dengan kejadian yang sama ? apakah begitu tidak berharganya diri ini, jika terus disakiti dengan kejadian yang sama ? bukankah kata pepatah, orang yang bijak adalah orang yang tidak akan jatuh ke lubang yang sama ? lantas, sampai kapan ? sampai akhirnya mimpi besarmu terwujud, sampai kalian diikat janji suci ? apakah ada jaminan setelah menikah, dia tidak akan menyakiti dengan hal yang serupa ? Pikirkanlah.
mungkin beribu kata mutiara juga tidak akan cukup membuat untuk berubah pikiran. mungkin begitu banyak ketakutan-ketakutan yang sebenarnya tidak ada. Jika tetap memilih untuk bertahan, maka bertahanlah, Sabar lah, ikhlaskan, nikmati setiap sakit yang dirasa. Jangan Mengeluh, karena mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. jika setelah semua rangkaian kejadian merubah pikiran, maka tetaplah bersabar dan ikhlas. karena bukankah kita punya Tuhan yang begitu pengasih dan penyayang. bukankah disaat-saat seperti itu, merupakan sebuah kesempatan untuk lebih mendekatkan diri ke yang Kuasa. Yakinlah padaNya, maka semuanya akan baik-baik saja.
situasi dan pikiran orang memang tidaklah sama, namun terkadang mempertimbangkan saran dari orang lain memang perlu. jika memang itu untuk kebaikan, kenapa tidak ???
aku sempat terheran-heran dengan salah satu sahabatku. antara terheran-heran, kagum, gak habis pikir, dan sebenernya banyak kecewanya. singkat cerita, sahabatku ini masih sangat setia dengan pacarnya meskipun telah disakiti sedemikian rupa. aku sangat kagum dengan kesabaran dan kegigihannya mempertahankan hubungannya dengan melihat kondisi dia yang begitu tersakiti. percayalah, aku juga pernah merasakannya. sakit. satu kata yang dapat menggambarkan. tidak ada kata-kata lain, atau bahkan kata yang dilebih-lebihkan. cukup, satu kata. Sakit. namun aku juga sempat kecewa terhadap sahabatku itu. setelah diperlakukan seperti itu, selalu diteror dengan adanya orang ketiga, masihkah tidak bisa membuka hati dan pikiran ?. apa yang membuatmu harus bertahan dengan keadaanmu itu ? bukankah kamu masih memiliki banyak alasan untuk meninggalkannya ?, setidak-tidaknya untuk membuat dia tersadar bahwa kamu itu berharga. Sahabatku, kamu memang memiliki kesabaran dan kesetiannya yang sangat besar. usahamu untuk terus memperjuangkan orang yang telah kamu anggap separuh jiwamu pun tidak bisa dianggap remeh. sekali lagi, aku salut atas itu.
namun, perlukah kita tengok kembali, apa sebenarnya makna setia itu ? ada banyak definisi memang, dan tentunya berbeda-beda bagi setiap orang. namun, bukankah apapun definisi itu harusnya bermuara pada hal yang positif ? dimana keadaan saling menghargai satu sama lain, menerima apa adanya akan pasangan, sebagai bentuk tanggung jawab, komitmen dan penjagaan diri tentunya. terlalu naif ? mungkin iya. dalam sebuah hubungan yang dewasa bentuk setia itu tentunya tidak bisa disamakan dengan pacarannya ABG yang masih SMA. tapi lebih dari itu semua. Setia merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban atas komitmen yang telah kita buad di awal dengan pasangan kita. apalagi kalo hubungan itu sebuah pernikahan. Setia itu janji. Janji yang tidak hanya melibatkan antara 2 anak manusia namun juga janji terhadap Tuhan kita. janji yang harus dipertanggungjawabkan pada akhirnya. apakah akan membawa kebaikan-kebaikan untuk orang-orang yang terlibat atau malah sebaliknya.
Poligami ??? entahlah, aku tidak memikirkannya. aku tidak menolak poligami, karna jelas itu diperbolehkan dalam kitab suci, SILAHKAN berpoligami daripada selingkuh NAMUN aku tidak mau dipoligami, heheheheh (^^v)
Jika setia itu merupakan sebuah bentuk tanggung jawab, bukankah sederhananya, selingkuh itu berarti tidak bertanggung jawab ? hey, hey, macam mana kita mau hidup dengan lelaki yang tidak bertanggung jawab. lantas jika dalam "tahap pengenalan" (baca pacaran) salah satu sudah lantas selingkuh dan membawa luka dalam bagi pihak lain, masihkan pantas untuk dipertahankan ? apalagi kejadian itu berulang ? bukankah jika kita memaafkan pasangan yang telah melalukan pengkhianatan dan bersedia menerimanya kembali, harus juga disertai dengan kesiapan untuk terluka lagi dengan kejadian yang sama ? apakah begitu tidak berharganya diri ini, jika terus disakiti dengan kejadian yang sama ? bukankah kata pepatah, orang yang bijak adalah orang yang tidak akan jatuh ke lubang yang sama ? lantas, sampai kapan ? sampai akhirnya mimpi besarmu terwujud, sampai kalian diikat janji suci ? apakah ada jaminan setelah menikah, dia tidak akan menyakiti dengan hal yang serupa ? Pikirkanlah.
mungkin beribu kata mutiara juga tidak akan cukup membuat untuk berubah pikiran. mungkin begitu banyak ketakutan-ketakutan yang sebenarnya tidak ada. Jika tetap memilih untuk bertahan, maka bertahanlah, Sabar lah, ikhlaskan, nikmati setiap sakit yang dirasa. Jangan Mengeluh, karena mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah. jika setelah semua rangkaian kejadian merubah pikiran, maka tetaplah bersabar dan ikhlas. karena bukankah kita punya Tuhan yang begitu pengasih dan penyayang. bukankah disaat-saat seperti itu, merupakan sebuah kesempatan untuk lebih mendekatkan diri ke yang Kuasa. Yakinlah padaNya, maka semuanya akan baik-baik saja.
situasi dan pikiran orang memang tidaklah sama, namun terkadang mempertimbangkan saran dari orang lain memang perlu. jika memang itu untuk kebaikan, kenapa tidak ???
No comments:
Post a Comment