Profesiku seringnya mengharuskan aku pulang lebih lambat daripada teman-teman yang berada di divisi lain.
hari ini seperti biasa saja aku melewati hari
dengan rutinitas yang sama pula
pukul delapan aku berangkat kerja, dan kembali lagi sekitar pukul 9 malam ke kosan.
ahhhh ini lah hidupku,
aku sudah terbiasa berpisah dari orang tuaku sejak kelas 2 SD
dan aku sudah terbiasa dengan keadaan yang tidak ada orang yang menantiku, di tempat aku tinggal.
aku tidak bisa menjelaskan bagaimana hubunganku dengan keluargaku, khususnya orang tuaku.
aku tau mereka sangat menyayangiku, dan sangat mengkhawatirkan aku,
yah seperti orang tua pada umumnya. hal itu terlihat, mereka lebih sering menelfonku saat aku mulai berada di kota metropolitan negara ini
justru aku yang tidak terbiasa diperlakukan seperti itu, dan akhirnya kadang aku mendiamkan telfon dari mereka
ahhhhhh, tetap saja ini tentang kerinduan. kadang aku berpikir, apalgi setelah ini, apalagi yang akan aku lakukan. meskipun aku tau aku tidak akan stagnan dalam posisiku saat ini. meskipun dengan sangat sadar aku masih ingin menjelajah negeri ini dan negara-negara disana, ,meskipun masih ada asa atau mungkin -beban- aku ingin mengubah keadaan keluargaku. tapi tetap saja ini masih tentang kerinduan. tidak dapat aku pungkiri, yah, aku membutuhkan seorang "Sandaran". ahhh untuk sodara-sodaraku yang imannya aku sangat takjub, sering menasehatiku, "Cukuplah Tuhan yang menjadi Sandaran". tapi mungkin inilah keterbatasanku. bukannya aku tidak percaya, apalagi tidak bersandar. bahkan saat ini, aku tidak merasa pantas -sama sekali- meminta padaNya, apalah aku dengan begitu banyak dosa yang telah kuperbuat. aku sepenuhnya menyerahkan semuanya padaNya. tapi lagi-lagi ini tentang kerinduan.
Jika saja ada dialog antara aku dan Tuhan, mungkin itu bisa digambarkan seperti ini.
"Ya Allah, aku memang bukan siapa-siapa diantara hamba-hambamu yang begitu taat. aku bahkan seharusnya tidak berhak meminta apapun. bahkan Engkau memberiku segalanya hingga aku masih bisa menghirup oksigen yang Engkau Sediakan hingga detik ini. tapi Tuhanku, ini masih tentang kerinduan. aku tidak bisa memungkiri aku membutuhkan hambamu yg lain untuk bersandar, sekedar untuk menceritakan hal-hal kecil. tempat aku bisa meminta pertolongan, seseorang yang bisa mengingatkanku dalam hal kebaikan. seseorang yang mampu mengisi lubang yang aku rasakan. kadang aku merasa betapa tidak bersyukurnya diriku dengan segala kekuatan yang Engkau berikan hingga aku mampu melewati semuanya selama ini. bukan seperti itu. sungguh bukan seperti itu. hanya saja ini tentang kerinduan. sebuah rasa yang bisa aku terjemahkan namun tak bisa kuhindari. sebuah rasa yang membuat lubang itu terasa menganga. sebuah rasa yang juga membuatku berfikir ulang untuk mempercayai seseorang yang lain lagi. ini sebuah rasa rumit, yang aku pun tidak tau aku harus bagaimana. ah entahlah Tuhan. aku hanya menyerahkan semua padamu. tapi aku hanya bisa berkata, ini masih tentang kerinduan"
Jika saja ada dialog antara aku dan Tuhan, mungkin itu bisa digambarkan seperti ini.
"Ya Allah, aku memang bukan siapa-siapa diantara hamba-hambamu yang begitu taat. aku bahkan seharusnya tidak berhak meminta apapun. bahkan Engkau memberiku segalanya hingga aku masih bisa menghirup oksigen yang Engkau Sediakan hingga detik ini. tapi Tuhanku, ini masih tentang kerinduan. aku tidak bisa memungkiri aku membutuhkan hambamu yg lain untuk bersandar, sekedar untuk menceritakan hal-hal kecil. tempat aku bisa meminta pertolongan, seseorang yang bisa mengingatkanku dalam hal kebaikan. seseorang yang mampu mengisi lubang yang aku rasakan. kadang aku merasa betapa tidak bersyukurnya diriku dengan segala kekuatan yang Engkau berikan hingga aku mampu melewati semuanya selama ini. bukan seperti itu. sungguh bukan seperti itu. hanya saja ini tentang kerinduan. sebuah rasa yang bisa aku terjemahkan namun tak bisa kuhindari. sebuah rasa yang membuat lubang itu terasa menganga. sebuah rasa yang juga membuatku berfikir ulang untuk mempercayai seseorang yang lain lagi. ini sebuah rasa rumit, yang aku pun tidak tau aku harus bagaimana. ah entahlah Tuhan. aku hanya menyerahkan semua padamu. tapi aku hanya bisa berkata, ini masih tentang kerinduan"